Tulasi adalah semacam tumbuh-tumbuhan sejenis kemanggi, bahasa Inggrisnya basil (Indian basil), namun aromanya lebih halus dibandingkan kemanggi, dan tidak dipergunakan untuk lalapan, sebaliknya di sucikan dengan amat sangat karena merupakan kesayangan Sang Hyang Wishnu. Di Ayurweda dipergunakan sebagai obat khusus untuk beberapa jenis penyakit. Tulasi selalu tidak dapat tumbuh di rumah yang penghuninya ada yang kurang suci dan bersifat asurik. Tulasi juga jarang dapat tumbuh dengan baik di uadara diingnin ataupun di dataran tinggi, namun sangat subur di udara panas dan dataran rendah.
Di India Tulasi dipergunakan di dalam tirta suci, dan daunnya dibuatkan kalung bagi arca dewa-dewi dan fot-foto leluhur yang telah tiada, pada hari-hari tertentu. Secara khusus Tulasi senantiasa dipergunakan sebagai unsur penting pemujaan bagi Sri Wishnu dan berbagai Awataranya.
Secara spiritual Tulasi dianggap sebagai tumbuh-tumbuhan yang tidak ada tandingannya. Konon ada sebuah kisah mengenai Tulasi ini, beliau adalah seorang istri setia dari Sankhachuda, seorang dewa. Pada suatu hari beliau melakukan sebuah dosa tanpa sadar, dan beliau percaya bahwa itu semua karena kehendak Sri Krishna. Tulasi pun mengutuk Krishna agar menjadi batu. Sri Krishna pun dengan suka-cita berubah menjadi fosil batu Saligrama (Saligram) di sungai-sungai di pengunungan Himalaya. Biasanya Saligram amat disucikan dan di dalam batu ada serangga atau mahluk kecil lainnya yang telah berubah menjadi fosil. Fosil Saligram amat dipuja kaum Waisnawa, pemuja Wishnu. Karena semua peristiwa ini memang merupakan rekayasa Sri Kreshna, maka Tulasipun diberkati sebagai ganti kutukannya ia menjadi tumbuh-tumbuhan, namun karena ia sangat mengasihi Sri Kreshna, dihadirkan di dalam tirta. Peristiwa ini menunjukkan agar kita semua berhati-hati kalau mengutuk atau bersumpah walaupun kita benar, karena selalu ada hukum karma yang menyertai setiap perbuatan kita. Memuja Sri Kreshna, Narayana, Wishnu, dan berbagai Awataranya tidaklah lengkap tanpa Tulasi.
Konon menurut legenda lainnya, Tulasi adalah reinkarnasi dari Sri Lakshmi yang adalah shaktinya Sri Wishnu. Di anjurkan sekali untuk menanam Tulasi di halaman rumah untuk menghasilkan keluarga yang harmonis dan satvik. Ada juga versi lainnya yang mengatakan Tulasi lahir sebagai salah seorang istri dari Awatara Sri Wishnu, karena Beliau begitu menyayangi bhakta yang satu ini maka di reinkarnasi selanjutnya bhakta ini dijadikan sebagai istri Sang Awatara.
Pada suatu saat salah seorang istri Sri Kreshna, yaitu Satyabhama menimbang tubuh Sri Kreshna, namun sisi lain timbangan yang diisi mas permata perhiasannya ternyata tidak mau balans juga. (Menjadi tradisi bagi raja dan kaum ningrat di kala itu untuk memberikan dana-punia sesuai berat tubuh kepala rumah-tangga.) Melihat fenomena yang aneh tersebut, maka Rukmini istri tercinta Sri Kreshna meletakkan sehelai daun Tulasi pada sisi skala yang penuh mas permata ini dan langsung saja timbangan menjadi sama berat.
Manfaat Tulsi
Tanaman Tulsi diketahui mempunyai banyak manfaat kesehatan baik dari biji, daun ataupun seluruh bagian lain dari tanaman ini.
Berikut ini adalah berbagai manfaat kesehatan dari Tulsi :
Berdasarkan efek farmakologis, dalam sistem tradisional obat Ayurvedic, tanaman ini telah dikaitkan dengan beberapa sifat obat.
Hasil penelitian farmakologi yang terbaru telah membuktikan bahwa tanaman ini berfungsi sebagai anabolik hipoglikemik, depresi jantung, relaksan otot polos, adaptogenik, antifertilitas serta memiliki sifat imunomodulator.
Berdasarkan efek antimikroba, Tulsi mengandung minyak atsiri yang memiliki fungsi sebagai antijamur, antibakteri serta antivirus yang bis mencegah pertumbuhan M. tuberculosis, E. coli, B. anthracis, dan sebagainya.
Ekstrak Tulsi bisa mempercepat masa penyembuhan secara signifikan, gejala klinis dan parameter biokimia pada pasien dengan virus ensefalitis dan virus hepatitis.
Tanaman Tulsi juga memiliki efek antimalaria dimana dilaporkan bahwa minyak atsiri yang berasal dari dari Tulsi memiliki aktivitas larvisida 100% terhadap nyamuk Culex.
Menurut suatu uji coba tanaman Tulsi diketahui menunjukkan aktivitas antimalaria yang sangat luar biasa dimana selama dua jam ekstrak dari tanaman ini bisa berfungsi sebagai insektisida atau obat nyamuk.
Berdasarkan efek imunomodulator bisa diketahui bahwa minyak atsiri yang berasal dari tanaman Tulsi memiliki sifat anti-alergi.
Jika minyak atsiri ini diberikan pada hewan laboratorium, maka senyawa tersebut bisa melepaskan histamin di hadapan alergen dan mencegah degranulasi sel mast.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak Ocimum sanctum memiliki potensi yang sangat baik dalam mengatasi gangguan imunologi seperti asma dan alergi.
Tanaman Tulsi diketahui memiliki efek adaptogenik atau efek antistres terhadap manusia. Dari segi efek antifertilitas, asam ursolat yang merupakan salah satu unsur utama dari daun telah dilaporkan memiliki aktivitas antifertilitas pada tikus.
Efek yang telah dihubungkan dengan efek antiestrogenik itu kemungkinan bisa mencegah spermatogenesis pada laki-laki dan implantasi sel telur pada perempuan. Ekstrak Tulsi memiliki potensi untuk menjadi agen antifertilitas yang tidak memiliki efek samping.
Tanaman Tulsi diketahui memiliki efek anti-diabetes. Pengujian crossover plasebo terkontrol pada 40 relawan secara acak yang menderita diabetes tipe II telah dilakukan.
Pada minggu keempat dari percobaan percobaan tersebut subjek bergantian menerima dosis harian sebanyak 2,5 g serbuk daun Tulsi atau plasebo selama waktu dua minggu.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya penurunan sebesar 17,6% pada glukosa darah puasa serta penurunan glukosa darah postprandial sebesar 7,3% pada pengobatan dengan Tulsi jika dibandingkan dengan kadar glukosa darah selama pengobatan dengan plasebo.
Sedangkan kaitan tanaman Tulsi dengan penyakit jantung adalah tanaman ini memiliki efek yang positif atas ditoksifikasi dan tekanan darah di mana penggunaan reguler dari pengobatan yang menggunakan tanaman ini bisa mencegah serangan jantung.
Caranya adalah dengan membuat sebuah tonik yang dibuat dengan mencampur 1 gram daun kering Tulsi dengan sesendok madu atau mentega dan gula permen, lalu diminum dua kali dalam sehari pada pagi hari dan malam hari pada saat sebelum tidur. Dengan meminum ramuan daun teh Tulsi, tekanan darah bisa terkendali dengan baik .
Daun Tulsi dalam bentuk pasta juga bisa digunakan untuk mengatasi berbagai penyakit parasit pada kulit dan juga bisa mengatasi demam dengan cara mengoleskannya pada kuku jari kaki dan tangan.
Jus daun Tulsi bisa diberikan pada anak yang menderita radang selaput lendir hidung dan bronkitis. Tanaman ini disebutkan memiliki efek karminatif, yang mengeluarkan keringat dan sifat stimulan.
Tanaman ini digunakan untuk batuk dan juga sebagai cuci mulut untuk menghilangkan sakit gigi. Juga baik digunakan untuk sakit kepala, kejang, kram, demam dan kolera.
Daun Tulsi dianggap sebagai agen antistres atau adaptogen. Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa daun Tulsi bisa mencegah stres secara signifikan. Bahkan orang sehatpun bisa mencegah stres dengan cara mengunyah 12 daun Tulsi selama dua kali sehari.
Semua perokok aktif yang ingin berhenti merokok pasti tahu bahwa menghentikan kebiasaan merokok tak semudah membalikkan telapak tangan. Meski sudah mengetahui efek buruk merokok, seringkali masih banyak perokok yang kesulitan berhenti.
Meski begitu, ada salah satu cara yang bisa Anda coba untuk menghentikan kebiasaan merokok, yaitu dengan mengunyah daun tulsi. Daun tulsi atau disebut juga Holy Basil adalah salah satu jenis daun-daunan yang mirip dengan kemangi. Mengunyah daun ini diklaim bisa membantu perokok untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.
Mengunyah daun tulsi akan mengontrol tingkat stres. Ketika tingkat stres dengan rendah, Anda bisa mengontrol keinginan untuk merokok atau kecanduan nikotin dengan lebih baik. Selain itu, antioksidan yang ada dalam daun tulsi juga bisa membantu Anda mengurangi kerusakan yang disebabkan oleh rokok dan tembakau. Daun tulsi bisa digunakan untuk menghentikan kebiasaan merokok dan sembuh dari kerusakan yang disebabkan oleh rokok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar